Sabtu, 08 Maret 2014

KT Ampang Delapan Jaya sangat ingin Maju


Jum’at 7 Maret 2014, sekitar pukul 19.20 menit kami sampai di Ampang Delapan Desa Talang Durian Cacar, setelah melewati sekitar 6 jam perjalanan dari pekanbaru.

Kedatangan kami rupanya sudah di tunggu oleh sebagian anggota kelompok tani yang sudah terlebih dahulu datang untuk menghadiri undangan pengurus untuk pertemuan di rumah Ketua.


Sekitar 23 orang yang datang pada malam ini Nampak mengenakan baju kaus hijau kelompok tani yang di buat beberapa waktu yang lalu. Dengan di temani suara deru mesin disel penerangan kami mulai pertemuan yang di buka oleh sekretaris kelompok tani yang bernama kani.

diskusi pertama di mulai dengan penjabaran, apa itu kelompok tani, anggota, kegiatan dan apa-apa saja yang bisa di akses oleh kelompok, serta bagaimana organisasi ini berjalan terkait aturan dan mekanismenya.

sekarang kan program KBR, nah bagaimana kalau kami berminat mau mengakses sapi? apakah bisa atau tidak? bisa saja, karena kelompok tani polipalen, artinya bisa kegiatannya apa saja dalam satu kelompok yang penting semua bisa dipertanggung jawabkan, jika belum tergabung dalam kelompok tanibisa saja bergabung dan buatkan berita acaranya atau dengan membentuk kelompok baru juga bisa, silahkan saja.

untuk tahap pertama kita kumpulkan informasi tentang bantuan sapi tersebut, kalau memang ada akan kita bicarakan lebih lanjut di tingkat kelompok.

Tak Terasa hari sudah larut malam, bau kemenyan yang timbul berkat rokok menyan yang mereka hisap menambah kekentalan suasana malam di talang.

Penulis : Jon Tanjung


Baca SelengkapnyaKT Ampang Delapan Jaya sangat ingin Maju

Minggu, 02 Maret 2014

KELOMPOK TANI AMPANG DELAPAN JAYA, TALANG MAMAK

Belum lama berdiri Kelompok Tani Ampang Delapan Jaya Desa Talang Durian Cacar Kec. Rakit Kulim mendapat Bantuan program Kebun Bibit Rakyat (KBR) dari Dinas Kehutanan Kab. Indragiri Hulu Provinsi Riau.

Berkat dampingan dari Yayasan Hakiki Riau Kelompok Tani yang beranggotakan kurang lebih 25 orang ini diperkenalkan dengan Dinas-dinas terkait di Kabupaten. dan hasil diskusi dengan Salah satu Kepala Bidang di Dinas Kehutanan bahwa ada peluang kelompok mengakses Program KBR untuk pengadaan bibit untuk petani, dan secara kebetulan pula waktu teman-teman Yayasan Hakiki di undang oleh BPDAS bu Rokhimah di pekanbaru ternyata setelah berdiskusi beliau lah yang yang merekomkan secara langsung Kelompok Tani Ampang Delapan Jaya untuk mendapatkan program tersebut.


 Dalam Program KBR di Ampang Delapan ini kelompok mengajukan untuk pengadaan Bibit Karet dan Gaharu dengan jumlah Total bibit adalah 25.000 bibit yang akan di alokasikan kepada petani anggota. 




Kani selaku pengurus kelompok tani menceritakan pengalamannya dalam membangun KT Ampang Delapan Jaya.
"Ini pengalaman pertama bagi saya. Dan bantuan ini juga menjadi pertama kali di dapat masyarakat Ampang delapan, saya sangat bangga dengan ini" cerita kani di saat berada di bawah naungan bibitan sambil kami melihat-lihat pertumbuhan bibit yang sangat sehat.


"Saat awal terbentuk anggota nampaknya kurang semangat, dan cenderung acuh tak acuh, hal ini menjadi tantangan buat kita karena kita butuh tenaga bersama-sama membangun ini, namun setelah melihat hasil yang kita kerjakan mereka mulai semangat, tiap gotong royong sekarang ramai anggota yang datang" ujar bapak satu anak ini dengan semangat.

"Saya sangat ingin program ini berhasil agar pemerintah dan pihak mana saja bisa melihat bahwa kami mampu mengelola sebuah program dengan baik, karena saya tidak ingin nama baik saya dan kelompok ini cacat kalau gagal" tambahnya sembari membersihkan rumput yang tumbuh di sekitar bibitan.

"Saya juga sangat yakin kedepan tentu ada program-program yang di buat pemerintah untuk petani, nah harapan saya kelompok tani dan masyarakat kami kembali di percaya dan mendapatkan bantuan untuk kemajuan khususnya kami orang talang mamak" papar kani dengan penuh harapan akan kemajuan masyarakat nya

Penulis: Jon Tanjung
Gambar: Imam
Baca SelengkapnyaKELOMPOK TANI AMPANG DELAPAN JAYA, TALANG MAMAK

Kamis, 06 Februari 2014

Usaha Gaharu, Mulailah maka Akan Ada Hasil

Yakin Usaha Sampai, mengutip slogan salah satu organisasi maka sudah selayaknya kita berusaha dengan sebuah keyakinan, analisa yang kuat serta tidak lupa berdoa. Bagi "Kani" sebut saja salah satu petani di talang mamak yang melakukan pembibitan gaharu menikmati hasil dari jerih payahnya. Berkat dorongan dan peluang yang saya sampaikan Kani memulai mengumpulkan biji gaharu yang jatuh dari pohon gaharu yang kita lakukan inokulasi pada tahun lalu. Dengan menyempatkan waktu di sela-sela waktu luangnya setelah memotong karet dan membersihkan kebun kani mengisi polybag sedikit demi sedikit, dan setelah terkumpul bijinya langsung di tanam ke dalam polybag tadi, dan terus dia lakukan hingga hampir dua ribu bibit berhasil dia buat.

Bedengan bibit di buat di bawah kebun karet miliknya, tanpa naungan dan tanpa pagar karena memang cukup aman serta kondisi kelembaban yang juga sesuai dengan kebutuhan bibit untuk tumbuh. untuk menyirampun hanya dilakukan sesekali, karena secara kebetulan pada saat dia menyemai musim hujan, jadi sangat terbantu dalam hal penyiraman.




Saat berkomunikasi dengan salah satu Kabid di Dinas Kehutanan Inhu kami mencoba menyampaikan sedikit cerita keberadaan bibit gaharu ini, maka tanpa pikir lama beliau berminat untuk membeli bibit tersebut, Tapi memang hal yang kurang mengenakkannya dia minta dengan harga sangat rendah, lalu saya sampaikan kalau begitu terserah saja kepada petani pemilik bibit tersebut, jika dia bersedia silahkan saja. Melihat kenyataan ini sebenarnya sedikit kasihan kepada petani pemilik karena jerih payahnya hanya di hargai kecil, tapi cukuplah menambah uang dapurnya. Setelah berkomunikasi akhirnya mereka bersepakat dan sebagai perkenalan untuk kedepannya di tindak lanjuti dengan kerjasama yang lebih baik.

Siapa berusaha tetap akan mendapatka  hasilnya, ya benar saja. Contoh telah dirasakan salah satu petani ini, di saat yang lain hanya mencemooh dan tidak berbuat apa-apa, dia tetap melakukan dengan keyakinannya yang kuat, maka dia layak mendapatkan hasil yang pantas. Selain mendapatkan hasil, dia berkontribusi terhadap penghijauan bumi kita tercinta.
Baca SelengkapnyaUsaha Gaharu, Mulailah maka Akan Ada Hasil

Minggu, 02 Februari 2014

Rumah Suku Talang Mamak

Suku talang mamak yang berdiam di wilayah adat Talang Mamak Kabupaten Indragiri Hulu tersebar di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Rakit Kulim, Kecamatan Batang Gangsal dan Kecamatan Batang Cenaku. Dua dari tiga kecamatan adalah termasuk daerah penyangga Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yaitu Kecamatan Batang Gangsal dan Kecamatan Batang Cenaku, Bahkan di dalam Taman Nasional sendiri ada bermukin suku Talang Mamak di daerah dengan sebutan Dusun Tuo Datai, yang mana kehidupan masyarakatnya masih sangat tradisional dan akses yang masih sulit. 

Untuk wilayah kecamatan Rakit kulim sendiri saat ini akses terutama infrastruktur jalan sudah mulai di perbaiki, sudah ada yang di aspal, tetapi sebagian baru pengerasan, namun masih banyak jalahanya berupa jalan tanah merah yang sangat licin dan lengket ketika kena hujan. Kondisi perbaikan jalan ini bisa sedikit membuka akses ekonomi masyarakat menjadi lebih baik tetapi potensi kehilangan lahan masyarakat juga akan semakin tinggi. 

Di kawasan kecamatan Rakit Kulim, masih banyak kita temui Rumah tradisional orang Talang Mamak yang dindingnya terbuat dari kulit kayu dan beratapkan daun rumbia dengan terasnya menggunakan atap daun salak. Bangunan Rumah mereka sangat sederhana, hanya berbentuk kotak segi panjang kira-kira seukuran 6x9 meter persegi seperti yang terlihat di dalam gambar berikut


Lihat saja bangunan yang sangat sederhana ini dengan jendela yang terus terbuka karena biasanya hanya dengan melubangi dinding agar menambah masuknya cahaya dan udara juga untuk tempat mengamati dari dalam keluar, namun dibalik kesederhanaan ini penuh nilai dan kearifan. Jika kita hendak masuk kedalam haruslah mengetahui nilai-nilai apa saja itu yang bisa kita petik. contoh pertama adalah jika hendak masuk harus bersuara terlebih dahulu menanyakan apakkah orang yang kita cari ada dirumah, karena jika hanya istri dan anak-anak saja didalam tamu laki-laki dilarang naik kerumah untuk menghindari fitnah dan hal-hal yang tidak di inginkan. Setelah naik tangga kita menuju pintu masuk yang biasanya juga pintu masuk kita akan langsung melihat pintu lain di bagian belakang.

Didalam Rumah orang Talang Mamak dari beberapa yang saya temui biasanya tidak ada sekat kamar, melainkan plong jadi kita bisa melihat seisi bagian rumah, tapi jangan sembarangan, kita harus menjaga mata dan tingkah laku. Dari pintu masuk di depan akan ada bandul atau semacam kayu bisa bulat melintang hingga ke pintu belakang, nah disitulah biasanya batas kita bertamu, akan sangat tabu jika kita nyelonong keseluruh bagian rumah, terkecuali pemilik mengizinkannya. Artinya antara Ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur jadi satu tempat biasanya dapur terpisah, namun ada juga yang langsung gabung jadi satu.

Alas duduk dari Rumbai atau pandan membuat suasana ngobrol menjadi sangat hangat dan akrab, dengan di temani minum teh. Hal unik lain adalah mereka akan selalu menawarkan rokok dengan racikan kemenyan dan juga sirih pinang sebagai tanda perkenalan dan untuk mengakrabkan diri. akan sangat banyak hal unik dan menarik jika bertamu ke rumah orang Talang Mamak, selain sangat ramah juga mereka sangat memegang teguh nilai yang sudah ada di tengah masyarakat mereka sejak dahulu kala.

Baca SelengkapnyaRumah Suku Talang Mamak

Senin, 27 Januari 2014

Antara Harapan dan Kehampaan

Dengan tingginya nilai ekonomi Gaharu membuat masyarakat sangat tergiur dengan hal itu, maka tidak sedikit pula masyarakat tertipu dengan keadaan ini. Kondisi ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dalam meraup keuntungan tanpa pikir panjang. Banyak pihak yang mengatasnamakan agensi tertentu melakukan penipuan terhadap masyarakat. Modus yang di jalankan adalah mengimingi masyarakat dengan pola kemitraan yang sangat menggiurkan. Bayangkan saja dalam 100 batang kemitraan gaharu petani di janjikan hasil mencapai nilai 1 Milyar dalam 7 tahun dan atau sejenisnya.

Benarkah Demikian?
berdasarkan analisa dan temuan di lapangan hal itu masih berupa angan-angan hampa, karena sampai saat ini belum ada terbukti hasil yang sangat menjanjikan tersebut. kalaupun memang inokulasi dilakukan hasil yang di dapat belum bisa dipastikan berhasil, artinya masih berandai-andai, dan yang banyak terjadi adalah inokulasi sama sekali tidak dilakukan oleh pelaku bisnis tersebut.

Lalu Apa Yang ingin Mereka Dapatkan?
Yang terjadi adalah keuntungan sesaat yaitu hasil dari penjualan bibit gaharu ketika melakukan kemitraan, karena peserta kemitraan di wajibkan membeli bibit gaharu sebanyak jumlah tertentu (misalnya 100 btg) dengan nilai Rp.75.000-Rp.100.000,- perbatang. artinya nilai penjualan bibit gaharu bisa mencapai 10 juta untuk satu kemitraan, nah bisa di bayangkan jika dalam satu desa ada 100 orang yang ikut bermitra, nilai yang sangat fantastis. dan di janjikan 5 tahun lagi mereka datang untuk inokulasi tetapi ternyata nihil.

Apa Yang bisa dilakukan Petani?
Dalam hal ini antisipasi yang harus dilakukan petani adalah jangan mudah tergiur dengan nilai kemitraan yang di janjikan, pelajari dulu siapa mereka dan di telusuri informasi mengenai rekan jejak orang-orang atau perusahaannya dengan mengumpulkan informasi ke berbagai pihak. Atau tanyakan kepada pihak yang berkompeten seperti petugas dari pemerintah atau penyuluh swasta yang bisa di percaya. 

Apakah semuanya Nihil?
Tidak juga, ada memang agensi yang benar-benar melakukan kemitraan, tetapi biasanya tidak menjanjikan hal-hal yang sangat menggiurkan, dan cenderung realistis dan bisa di analisa, serta keberadaan mereka dan jaringannya juga jelas. 

Nah, cermatlah sebagai petani, terus belajar dan jangan mudah tertipu, contoh lain adalah dengan banyaknya beredar bibit-bibit palsu yang mengatas namakan lembaga penelitian, seperti bibit sawit atau bibit karet. daripada dengan calo lebih baik berhubungan langsung dengan sumber yang dapat dipercaya.

Salam Penulis
Baca SelengkapnyaAntara Harapan dan Kehampaan