Senin, 27 Januari 2014

Antara Harapan dan Kehampaan

Dengan tingginya nilai ekonomi Gaharu membuat masyarakat sangat tergiur dengan hal itu, maka tidak sedikit pula masyarakat tertipu dengan keadaan ini. Kondisi ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dalam meraup keuntungan tanpa pikir panjang. Banyak pihak yang mengatasnamakan agensi tertentu melakukan penipuan terhadap masyarakat. Modus yang di jalankan adalah mengimingi masyarakat dengan pola kemitraan yang sangat menggiurkan. Bayangkan saja dalam 100 batang kemitraan gaharu petani di janjikan hasil mencapai nilai 1 Milyar dalam 7 tahun dan atau sejenisnya.

Benarkah Demikian?
berdasarkan analisa dan temuan di lapangan hal itu masih berupa angan-angan hampa, karena sampai saat ini belum ada terbukti hasil yang sangat menjanjikan tersebut. kalaupun memang inokulasi dilakukan hasil yang di dapat belum bisa dipastikan berhasil, artinya masih berandai-andai, dan yang banyak terjadi adalah inokulasi sama sekali tidak dilakukan oleh pelaku bisnis tersebut.

Lalu Apa Yang ingin Mereka Dapatkan?
Yang terjadi adalah keuntungan sesaat yaitu hasil dari penjualan bibit gaharu ketika melakukan kemitraan, karena peserta kemitraan di wajibkan membeli bibit gaharu sebanyak jumlah tertentu (misalnya 100 btg) dengan nilai Rp.75.000-Rp.100.000,- perbatang. artinya nilai penjualan bibit gaharu bisa mencapai 10 juta untuk satu kemitraan, nah bisa di bayangkan jika dalam satu desa ada 100 orang yang ikut bermitra, nilai yang sangat fantastis. dan di janjikan 5 tahun lagi mereka datang untuk inokulasi tetapi ternyata nihil.

Apa Yang bisa dilakukan Petani?
Dalam hal ini antisipasi yang harus dilakukan petani adalah jangan mudah tergiur dengan nilai kemitraan yang di janjikan, pelajari dulu siapa mereka dan di telusuri informasi mengenai rekan jejak orang-orang atau perusahaannya dengan mengumpulkan informasi ke berbagai pihak. Atau tanyakan kepada pihak yang berkompeten seperti petugas dari pemerintah atau penyuluh swasta yang bisa di percaya. 

Apakah semuanya Nihil?
Tidak juga, ada memang agensi yang benar-benar melakukan kemitraan, tetapi biasanya tidak menjanjikan hal-hal yang sangat menggiurkan, dan cenderung realistis dan bisa di analisa, serta keberadaan mereka dan jaringannya juga jelas. 

Nah, cermatlah sebagai petani, terus belajar dan jangan mudah tertipu, contoh lain adalah dengan banyaknya beredar bibit-bibit palsu yang mengatas namakan lembaga penelitian, seperti bibit sawit atau bibit karet. daripada dengan calo lebih baik berhubungan langsung dengan sumber yang dapat dipercaya.

Salam Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar